Sabtu, 20 April 2013

PERTI BANGKIT: BENAHI SISTIM DAN POTENSI

Oleh: Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
Ketua DPD PERTI Sumatera Barat

Sambutan Ketua DPD PERTI Sumatra Barat pada Muscab PERTI Kab.Padang Pariaman, Kamis, 4 April 2013. Di Pesantren Sikucur Kampung Dalam Pariaman.



Kehadiran organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang bermula dari perkumpulan ulama pendiri dan pengasuh Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) pada tanggal 5 Mei 1928 lalu di MTI Candung Bukittinggi dimaksudkan sebagai wadah untuk berjuang mempercepat kemajuan pendidikan, dakwah dan sosial. Lebih dari itu PERTI yang dilahirkan para ulama penganut mazhab ahlussunah waljamaah dan syafi’iyah adalah juga menjadi sarana perjuangan menegakkan dan mengembangkan Islam yang damai, tasamuh dan rahmatan lil alamin.

Kini, setelah memasuki usia panjang 85 tahun tentu patut disyukuri PERTI masih hidup dihati umat dengan segala dinamikanya. Usia tua dan matang seharusnya semangkin banyak memberi manfaat dan bertambah tangguh dalam berjuang membangun umat. Untuk memperkokoh keberlansung PERTI di masa depan patut diingatkan kepada semua umat dan pengerak PERTI untuk mengawal paham, ide, misi, visi dan arah perjuangan PERTI. Untuk itu setidaknya ada tiga agenda besar yang harus dilakukan untuk revitalisasi dan reorentasi PERTI menuju kemajuan kini dan kedepan.
Pertama: Membenahi Sistim Organisasi dan Ruhanisasi.
Kekurangjelasan sistim organisasi PERTI dalam artian belum terbangunnya sistim organisasi yang modern disetiap lini dan struktur PERTI adalah penyebab sulitnya PERTI besar dan menampakkan kiprahnya. Ingat, pesan Ali Ibn Abi Thalib, kebenaran yang tidak tersistim akan dikalahkan oleh kebatilan yang tersistim. Keikhlasan dan kesungguhan pengurus dalam segala jenjang untuk membenahi dan mematuhi aturan organisasi, mekanisme peralihan kepemimpinan dan tokoh-tokoh yang akan menjalankan roda organisasi adalah cara bijak dan tepat yang tak dapat ditunda lagi.
Dalam hal ruhanisasi (paham, ideology, cita-cita, visi, misi dan orentasi gerakan) PERTI harus dikembangkan dalam sistim yang jelas, terukur dan dapat diterima masyarakat modern. Pondok Pesantren MTI, Sekolah PERTI, Surau, Halakah Suluk, Majlis Taklim dan jamaah PERTI mesti diberikan pemahaman yang utuh dan memadai tentang paham ahlusunnah waljamaah, As-Syafi’yah. Buku ketarbiyahan, bulletin Masjid Menara, dan dakwah  harus digiatkan untuk membangunkan kembali kepercayaan diri dan paham jamaah PERTI dalam berbagai tingkatan dan lembaga keumatan.     
Kedua    : Meningkatkan Jaringan Komunikasi dan Silaturahmi.
Kemajuan PERTI di era digital sangat ditentukan kemampuan pengurus dan jamaahnya untuk membangun jaringan dan silaturahim antar, sesama, pihak lain dan lembaga. Keampuhan jaringan komunikasi modern dipastikan akan meneguhkan silaturahim. Silaturahim yang baik dan kokoh akan membawa keutungan besar bagi semua pihak.   
Ketiga    : Memanfaatkan Asset dan Potensi.
Asset dan potensi organisasi dan jamaah PERTI yang belum teroganisir dan terjamin secara hukum patut diperhatikan. Potensi ulama, cendikiawan, santri dan tokoh umat yang ada di lembaga PERTI adalah modal sosial yang dapat memberikan sumbangan besar bagi kemajuan umat dan bangsa.
Akhirnya, melalui MUSCAB ini kami mengharapkan adanya jiwa kebangkitan dan pembaharuan bagi semua warga PERTI, demi kemajuan di masa datang. Selamat bermusyawarah semoga, melahirkan keputusan yang bermanfaat dan pemimpin yang baik. Amin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar