Sabtu, 05 Oktober 2013

Memimpin Interest


Oleh : Duski Samad
Dekan Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol
Ketua DPD PERTI Sumbar

Padang Ekspres • Sabtu, 05/10/2013

Kata interest dimaksudkan dalam judul di atas mengacu pada apa yang dimuat dalam Kamus Be­sar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata interest ber­arti kepentingan, keperluan, kebutuhan, men­dahulukan atau mem­pu­nyai kepentingan; mem­punyai keperluan (urusan) selain yang—dilarang masuk. Da­lam percakapan sehari-hari kata interest dimaknai pada te­kanan lebih men­da­hulu­kan kepentingan sem­pit dan sing­kat dari kepentingan luas dan panjang. Seorang di­­­­katakan memiliki interest ada­­lah mereka yang lebih men­­dahulukan kepentingan di­­rinya, kelompoknya atau ko­­munitasnya, dan meng­abai­kan kepentingan bersama.

Kata memimpin menjadi subyek judul tulisan ini lebih diarahkan pada kesiapan personal pe­mimpin dalam mengerakkan organisasi yang di­amanahi kepadanya.

Jumat, 21 Juni 2013

Anak: Teologi dan Budaya

Oleh : Duski Samad
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN IB

Terbit di Padang Ekspres • Jumat, 21/06/2013
Duski Samad
Pembicaraan soal jumlah anak di Indonesia masih tetap hangat dibicarakan, karena pertambahan penduduk masih menjadi masalah penting harus ditangani pemerintah bersama masyarakat. Tulisan ini muncul sebagai  respons masih akutnya pertam­bahan penduduk dan masalah kependudukan lainnya.

Pencermatan pe­nu­lis terhadap artikel Bab­by Boom di Inggris oleh Elfindri (Teras Uta­ma Padang Ekspres, 19 Ju­ni 2013) adalah bahwa penulisnya ingin menya­darkan bangsa Indonesia bahwa jumlah anak yang terbatas, 1 atau 2 orang merupakan budaya hidup ma­sya­rakat modern di Eropa, dan itu sudah dilakukan sejak 1980 lalu.

Rendahnya capaian angka kela­hiran di Eropa, di mana sejak 1980 angka net replacement rate (NRR) sudah di bawah satu, adalah sebagai konsekuensi dari banyaknya wanita masuk pasar kerja.

Kamis, 23 Mei 2013

MTI Batang Kabung dalam Foto




MERENDA MASA DEPAN MTI



oleh:
DUSKI SAMAD
Ketua DPD PERTI Sumatra Barat

A.     Mukaddimah
Membaca ‘alamat dari masa lalu dan keadaan kini adalah tanda-tanda kehidupan ulul albab. Sejarah dan pengalaman adalah guru kehidupan yang tak akan salah. Mengali spirit dari norma dan nilai adalah cara tepat untuk merefleksi sejarah. dua ayat berikut ini patut dimengerti untuk menetapkan tiang pancang bangunan MTI di masa datang. Menghargai, mendoakan dan memiliki pandangan positif terhadap pendahulu adalah cara mulia yang diajarkan al-qur’an.    
š  
Artinya: Dan orang-orang yang datang sesudah mereka, mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr, 59:10).
Mengukur kedewasaan adalah wahana untuk memperoleh hikmah dan ilmu, karena memang kebaikan tertinggi hanya akan diberikan kepada mereka dicatat sebagai muhsinin (pelaku kehidupan yang murni  karena-Nya). 

Artinya:  Dan tatkala Dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Yusuf, 12:22)

Jumat, 17 Mei 2013

Syekh Muhammad Djamil Jaho

“Ulama Pembaharu di Minangkabau”


Oleh: Zulfahmi
(Wasekum Pemuda Islam Sumatera Barat)


Inyiak Jaho, yang bernama lengkap Syekh Muhammad Djamil Jaho lahir pada tahun 1875 di Jaho. Ayahnya bergelar Datuk Garang yang berasal dari Negeri Tambangan, Padang Panjang. Sang ayah pernah menjabat sebagai Qadhi daerah. Ibunya adalah seorang perempuan yang disegani di tengah-tengah masyarakat. Muhammad jamil dibesarkan... di tengah keluarga yang kuat menjalankan tradisi dan agama. masa kecilnya dihiasi dengan nuansa religi yang sangat kental. Beliau belajar al-Qur’an dan kitab perukunan (kitab-kitab berbahasa Melayu yang ditulis dengan huruf Arab) dari ayahnya sendiri. Berkat kecerdasan dan kesungguhannya, pada usia 13 tahun, Muahmmad Jamil telah hafal Al-Qur’an dan isi kitab perukunan.
Melihat kecerdasan dan kesungguhan Muhammad Jamil, sang ayah lalu berinisiatif untuk mengjarinya kitab-kitab kuning. 

Dalam beberapa waktu yang cukup singkat, Muhammad Jamil mampu mencerna maksud yang terkandung dalam kitab gundul tersebut, dan cakap menguasai bahasa Arab, baik secara lisan atau tulisan. Latar belakang keluarga yang alim inilah, yang membuat Muahmmad Jamil senantiasa haus akan ilmu agama, sehingga ia pun melanjutkan pengaisan ilmunya kepada ulama-ulama besar Minang di zaman itu. Muhammad jamil semakin tumbuh sebagai sosok yang senantiasa dahaga akan ilmu agama. maka ia pun pergi menuju halaqah atau majlis ilmu pesantren Syeikh al-Jufri di Gunung Rajo, Batipuh Padang Pajang. 

Kamis, 16 Mei 2013

Mulok Pendidikan Al-Quran Terancam Dihapuskan?

Oleh : Muhammad Kosim

Terbit di: Padang Ekspres • Selasa, 14/05/2013 

Rencana penerapan Kurikulum 2013 pada sekolah menimbulkan kegalauan bagi guru-guru Mata Pelaja­ran Muatan Lokal (Mulok) Pendidikan Al-Quran dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sumatera Barat. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimanakah keberadaan Mulok Pendidikan Al-Quran dalam Kurikulum 2013, dilan­jutkan atau dihapuskan?

Kegalauan itu muncul ketika mem­baca Struktur Kurikulum 2013 yang menyederhanakan jumlah mata pela­jaran, tetapi menambah jumlah jam pelajaran. Salah satu bentuk penye­derhanaan itu adalah tidak lagi ditemu­kan mata pelajaran muatan lokal yang sepenuhnya disusun oleh pemerintah daerah.

Tetapi, konten muatan lokal hanya menjadi bagian dari mata pelajaran 1) Seni Budaya dan Prakarya serta 2) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, di tingkat SD; mata pelaja­ran: 1) Seni Budaya, 2) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta 3) Prakarya di tingkat SMP, dimana sebagian kontennya dikem­bang­kan oleh pusat dan sebagian lain dikembangkan oleh pemerintah dae­rah. Sedangkan di tingkat SMA tidak ada lagi konten yang dikembangkan pemerintah daerah.

Jumat, 10 Mei 2013

Keterbelakangan Peradaban

Oleh : Duski Samad
Ketua DPD PERTI Sumbar

Terbit di Padang Ekspres • Sabtu, 11/05/2013

Dan tatkala Dia cukup dewasa Kami berikan kepa­danya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Yu­suf, (12):22)

Bersamaan dengan ke­majuan kebudayaan dan tek­nologi yang dibawa oleh mo­dernisasi, ternyata virus ke­miskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan peradaban juga tumbuh meng­gerogoti hasil kemajuan yang telah dicapai itu.

Ilmuwan yang seharus mencer­daskan dan mencerahkan masyarakat, justru dalam banyak kejadian menja­dikan tokoh yang terlibat dalam kasus-kasus pembodohan dan pengaburan nilai. Betapa bapak para ilmuwan yang menjadi kaki tangan asing menjual ide cerdasnya untuk kepentingan sekian jumlah uang. Kejujuran ilmiah yang menjadi ciri khas dan keunggulan yang dimiliki kaum intelektual tercemar oleh perilaku segelintir ilmuwan yang melakukan tindakan tercela penjip­lakan, plagiat dan segala modus operandi mengambil hak cipta karya ilmiah orang lain secara tidak sah. Tidak kalah tertinggalnya peradaban bangsa ini disebabkan oleh tumpulnya ketaja­man pena dan kepiawaian kaum intelek­tual. Terbatasnya kaum intelektual yang peduli (care) pada masalah sosial dan kemasyarakatan adalah indikator banyak cendikiawan status quo dan menara gading, yang justru menjadi beban sosial.    

Sabtu, 04 Mei 2013

Optimalisasi Peran PERTI

TINGKATKAN KUALITAS MTI
 (Refleksi Milad PERTI ke-85)

Oleh: Muhammad Kosim

Terbit di Harian Haluan, 4 Mei 2013

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (disingkat PERTI atau Tarbiyah) merupakan ormas nasional yang lahir dari Ranah Minang pada tanggal 5 Mei 1928. Organisasi ini telah banyak melahirkan ulama yang konsisten mempertahankan i’tiqad ahl al-sunnah wa al-jamaah dan bermazhab Syafi’i, baik di tingkat lokal hingga ke pentas nasional.
Basis utama Persatuan Tarbiyah Islamiyah adalah Madrasah Tarbiyah Islami­yah (MTI), sebagai lembaga pendidikan Islam formal tertua di Sumatera Barat di kalangan umat yang berpaham ahl al-sunnah wa al-jamaah dan bermazhab Syafi’i­. Karena itu, organisasi ini tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan Islam.
Tidak terhitung jumlah ulama yang dilahirkan oleh madrasah ini. Mereka berkip­rah di Sumatera Barat hingga ke pentas nasional. Hingga kini, kiprah alumni MTI pun cukup terasa baik di bidang akademisi, maupun sosial-politik. Penguasaan mereka terhadap ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) tak diragukan lagi, sehingga terbentuk imej masyarakat, “jika ingin menjadi ulama belajarlah ke MTI.”

Senin, 29 April 2013

UN Membangun atau Merusak Karakter?

Oleh : Muhammad Kosim
Penggiat Pendidikan Karakter Sumbar

Terbit di Padang Ekspres • Senin, 29/04/2013  

Ujian Nasional (UN) yang ba­nyak disoroti tahun ini lebih kepada persoalan terlambatnya kedatangan soal sehingga diundurnya beberapa sekolah dalam melaksanaan ujian tahunan tersebut. Berita yang meng­hebohkan itu seakan menutupi terja­dinya praktik kecurangan yang biasa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Mungkin sebagian orang me­nyang­ka praktik kecurangan itu di tahun ini sudah dapat dihilangkan karena paket soal yang berbeda setiap siswa pada lokal yang sama. Namun kenyataannya, silakan tanya anak, kemanakan atau anak-anak dari keluarga dekat kita yang menjadi peserta ujian nasional di tahun ini. Tidak jarang di antara mereka, dengan lugunya, menjawab mereka mendapat kunci jawaban sehingga dengan mudah menyelesaikan soal yang diberikan.

Sabtu, 20 April 2013

PERTI BANGKIT: ULAMA DAN POLITIK

Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
Ketua DPD PERTI Sumatera Barat



Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS, Ali Imran, 3:26). Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali[Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali (mu). (QS. Ali imran,3:28)

PERTI BANGKIT: PEMIMPIN BERKARAKTER

Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
Ketua DPD PERTI Sumatera Barat


Nilai seseorang banyak ditentukan oleh karakter dirinya. Nabi Musa AS, ketika diangkat Allah menjadi Rasul untuk mengajak Fir’aun kepada jalan Allah berdoa agar diberikan karakter pemimpin, al-qur’an surat  Thahaa, 20:24-35. Isinya meliputi: (1). Pemimpin Lapang Dada.  Lapang dada adalah simbol dari orang yang luwes cara berfikir dan tenang dalam bersikapnyanya. Lapang dada adalah kesiapan diri untuk menerima berbagai keadaan yang terjadi. Pemimpin lapang dada adalah mereka yang tidak berfikir sempit dan cepat tersulut emosi menghadapi tingkah polah orang-orang yang mereka pimpin. Pemimpin lapang dada adalah mereka yang memiliki kendali control yang tangguh dan tegas dalam menghadapi situasi sulit. Lapang dada juga dapat dikatakan mereka tidak terjebak pada sikap kecil dan mengelompok pada kotak sempit. Pemimpin lapang dada akan lebih mengutamakan kepentingan lebih luas dari kepetingan sepihak atau sekelompok orang. Pemimpin lapang dada dapat juga dikatakan mereka yang lebih mengedepankan sikap negarawan di atas sikap sectarian dan primordialisme.

PERTI BANGKIT: DINAMIS DALAM PERUBAHAN

Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
Ketua DPD PERTI Sumatera Barat


A.      Pendahuluan
Pasca Musda XV PERTI Sumatra Barat 1 dan 2 Februari 2013 ketua terpilih bersama anggota Formatur telah menyelesaikan tugas menyusun kepengurusan PERTI untuk masa bakhti 2013–2018, yang tentunya dalam waktu dekat akan dikeluarkan SK pengangkatannya dan segera pula dilakukan pelantikkannya. Menjelang itu pada rapat formatur disepakati perlu ada konsolidasi dan silaturahim yang lebih intensif guna penyamaan visi,persepsi dan gerak organisasi agar lebih kuat dan cepat dalam mengikuti perubahan. Pertemuan silaturahim antara DPP, DPD dan DPC serta tokoh-tokoh ini adalah bahagian penting dari konsolidasi itu. Kehadiran PERTI dalam wajah dan potret diri yang lebih jernih dan mendekati karakter aslinya menjadi tumpuan harapan dari kader-kader muda PERTI guna untuk menjadikan PERTI sebagai wadah perjuangan pembinaan pendidikan, dakwah dan sosial.  

PERTI BANGKIT: EMBAN AMANAH UMAT

Oleh: Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
Ketua DPD PERTI Sumatera Barat


Amanah, seakar dengan kata amana, iman dan aman dalam bahasa sehari amanah berarti kepercayaan. Orang yang beroleh amanah disebut juga orang yang dipercaya.  Hal utama yang menjadi modal awal untuk dapat dipercaya adalah krebilitas. Kredibilitas adalah kemampuan lebih tentang urasan atau jabatan akan yang diembannya. Kemampuan belum akan mudah dikenal begitu saja, karena butuh pengenalan dan pengalaman, akan tetapi penampilan luar(performance) adalah rukun pertama untuk kredibilitas. Pada dasarnya, orang baru dapat disebut sebagai kredibel (kompeten atau mampu) tentang suatu masalah bila ada jaminan pendidikan dan atau pengalaman. Tanpa pendidikan yang memadai amat sulit mempercayai kemampuan seseorang, karena pendidikan adalah alat ukur yang memastikan kompetensi ilmu (kognifit), sikap (afektif) dan praktek hidupnya (psikomotor). Jenjang pendidikan yang ditempuh – S.1, S.2, S.3 - dapat dijadikan ukuran tingkat kredibilitas seseorang itu. Begitu juga halnya dengan pengalaman (track record) yang telah dijalani adalah bukti atas kredibilitas seseorang.

PERTI BANGKIT: BENAHI SISTIM DAN POTENSI

Oleh: Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
Ketua DPD PERTI Sumatera Barat

Sambutan Ketua DPD PERTI Sumatra Barat pada Muscab PERTI Kab.Padang Pariaman, Kamis, 4 April 2013. Di Pesantren Sikucur Kampung Dalam Pariaman.



Kehadiran organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang bermula dari perkumpulan ulama pendiri dan pengasuh Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) pada tanggal 5 Mei 1928 lalu di MTI Candung Bukittinggi dimaksudkan sebagai wadah untuk berjuang mempercepat kemajuan pendidikan, dakwah dan sosial. Lebih dari itu PERTI yang dilahirkan para ulama penganut mazhab ahlussunah waljamaah dan syafi’iyah adalah juga menjadi sarana perjuangan menegakkan dan mengembangkan Islam yang damai, tasamuh dan rahmatan lil alamin.

PERTI BANGKIT: BERSAMA MASA LALU


    Oleh: Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
         Ketua DPD PERTI Sumatera Barat 

Artinya:  Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr:10).

Persaudaraan (ukhuwah) antara kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah  yang dibangun Rasul Muhammad SAW sejak awal kedatangannnya adalah contoh persatuan dan persaudaraan hakiki yang dibawa Islam. Masyarakat Yastrib (kemudian diganti Nabi dengan Madinah Munawaarah) yang terkanl majemuk, sering konflik, banyak intrik dan sulit aman berubah menjadi masyarakat tertib dan berperadaban, atas usaha Nabi dan kehebatan ajaran Islam yang ditanamkannya. Ada tiga modal sosial yang berhasil dipupuk Nabi untuk perekat solidaritas sosial dan hubungan kemanusiaan sejati.

Jumat, 19 April 2013

Menakar Modal Pemimpin

Oleh: Prpf. Dr. Duski SamadTuanku Mudo, M.Ag
Ketua DPD Perti Sumbar 

TAHUN ini para pengamat sering menyebut sebagai tahun politik. Mendiskusikan politik ber­kaitan erat dengan kekuasaan. Kekuasaan akan dapat berja­lan efektif bila dipegang pe­mim­pin memiliki modal kuat dalam kepemim­pinannya. Pembicaraan soal pe­mimpin dan kepemimpinan pada 2013 dan 2014 mendatang akan terus bergulir, dan menjadi hangat di berbagai level ma­syarakat. Fokus opini cukup santer dibahas adalah modal dimiliki dan siap disalurkan untuk merebut satu posisi pemimpin. Ada malah ko­men­tar di warung-warung bahwa hanya mereka pu­nya modal—punya material atau uang banyak—bisa eksis dan memperoleh kesempatan memperebutkan kursi kepimpinan di negeri yang tengah mengidap demam demokrasi prosedural ini.

Lebih sedih lagi, pola pikir keliru semacam ini dipelesetkan pula secara enteng oleh mereka yang tidak peduli kerusakan moral, apa salahnya kita terima uang orang, bukankah kelak mereka juga akan mendapat uang dari jabatannya. Budaya mentransfer kebiasaan korupsi adalah perbuatan tercela dan tidak pantas. Dampak lanjutan dari sikap permisif tentang perlunya modal uang oleh seorang pemimpin adalah melahirkan sikap anomali dan oportunis alias munafik dari masyarakat, bahkan tokoh masyarakat sekalipun ada terjangkiti virus menyimpang itu.

Konsepsi Masyarakat dalam al-Qur’an



Oleh: Muhammad Kosim
 
 Terbit di Harian Haluan, Jumat, 19 April 2013

Al-Qur'an mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Bahkan al-Qur'an juga menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia itu bersuku dan berbangsa-bangsa. Dalam rangka mempertahankan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial, diperlukan upaya untuk mewujudkan masyarakat ideal dalam ridha Allah SWT.
Potret masyarakat yang ideal yang diisyaratkan dalam al-Qur'an dapat dilihat dari beberapa istilah yang digunakannya, seperti ummah wahidah, ummah wasathan, ummah muqtashidah, khairu ummah, dan baldatun thayyibah.

Senin, 15 April 2013

Pesantren, Antara Modernitas dan Identitas

Formalisasi dan Standarisasi Pesantren Salafi

Oleh: Muhammad Kosim

Terbit: Harian Haluan, 9 Maret 2013

Paling tidak ada tiga fungsi pokok pesantren, yaitu: se­ba­gai transmisi pe­nge­tahuan Islam (transmission of Islamic knowledge), peme­liharaan tradisi Islam (main­tenance of Islamic tradition), dan kaderisasi calon-calon ulama (reproduction of ula­ma).Namun terdapat sejumlah persoalan untuk menjalankan fungsi tersebut, di antaranya adalah dalam menghadapi tantangan modernisasi.
Dewasa ini, pola pesantren yang berkembang di tanah air ada dua bentuk, yaitu yaitu salaf dan khalaf. Pesantren Salafiyah lebih memperta­hankan identitas aslinya dengan menitikberatkan pada kajian kitab kuning atau kitab klasik.
Sedangkan pesantren kha­la­fiyah atau ‘Ashriyah’ adalah pondok pesantren yang menga­dopsi sistem madrasah atau sekolah, kurikulum disesuai­kan dengan kurikulum peme­rin­tah, dalam hal ini Depar­temen Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama, melalui penyelenggaraan SD, SMP, dan SMU, atau MI, MTs, dan MA. Bahkan ada pula yang sampai tingkat Perguruan Tinggi.
Kenyataanya, banyak di antara pesantren saat ini, termasuk di Sumbar, yang memilih model pesantren khalafiyah. Di antara alasan­nya adalah untuk meladeni tawaran modernitas yang kian maju dan berkembang ke depan. Pola ini dianggap menguntungkan alumninya karena bisa melanjutkan ke perguruan tinggi umum (PTU) atau agama (PTAI). Pilihan ini juga sering dianggap seba­gai respons atas kebutuhan zaman dan keinginan orang tua.

Jumat, 12 April 2013


Malu kepada Allah


Oleh: Muhammad Kosim
(Padang Ekspres, 12 April 2013)

“Malu merupakan salah satu sifat yang membedakan manusia dengan hewan”, demikian yang selalu ditanamkan oleh orang-orang tua terdahulu agar anaknya memiliki sifat tersebut. Adanya rasa malu akan membentengi seseorang untuk tidak melakukan perbuatan yang memalukan.
Secara etimologi, bahasa Arab malu adalah al-Hayā’ diambil dari kata al-Hayāh yang berarti kehidupan. Jadi tidak ada kehidupan tanpa rasa malu. Bahkan Ibn Qayyim berkata: “Barang siapa yang tidak memiliki malu dalam dirinya maka dia adalah mayat di dunia dan kesengsaraan di akhirat.”
Sayid Sabiq menegaskan bahwa orang yang tidak memiliki rasa malu, terutama kepada Allah, kepada sesama manusia, ia tidak segan melakukan kemaksiatan, kemungkaran dan melanggar segala etika dan moral yang berlaku dalam masyarakat karena kulitnya sudah menebal dan mata hatinya yang sudah menjadi buta. Dengan begitu, sifat malu akan mendorong seseorang berbuat kebaikan dan menghalangi untuk berbuat dosa, rendah lagi hina.
Namun rasa malu yang ada pada seseorang bisa pula bertentangan dengan fitrahnya. Malu diremehkan orang karena tidak punya atau turun dari jabatan, malu dikatakan “sok suci”, bahkan malu menunjukkan identitas keislamannya.

Kamis, 11 April 2013

Fiqih Politik Ulama dalam Pemilihan



Oleh : Duski Samad

Ketua DPD PERTI Sumbar

Padang Ekspres • Senin, 01/04/2013

Jelang pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan legislatif dan pemilihan presiden ke depan, akan selalu hadir di pang­gung-panggung masyarakat, mimbar khutbah dan cera­mah agama, di ruang publik, baik langsung maupun lewat media massa, tokoh-tokoh penggerak masyarakat, ter­masuk ulama untuk mem­bentuk opini agar  masyarakat memilih pemimpin mereka.

Pemilihan langsung yang dibawa demokrasi ini telah ikut serta menyita energi tokoh agama—mubalig, kha­tib dan ulama—baik karena memang mereka yang ingin merebut satu posisi kepemimpinan ataupun mereka yang dijadikan alat penyampaian informasi, pembentuk citra dan persepsi oleh tokoh tertentu untuk memenuhi keinginan mereka menjadi pemimpin formal di level tertentu.   

Memang, salah satu fitrah manusia adalah makhluk ingin berkuasa. Kekuasaan adalah satu di antara impian dan keinginan yang diperjuangkan setiap orang. Posisi dan daya tawar sosial akan menjadi ukuran level kepemimpinan mana yang akan direbutnya. Dalam pandangan Islam, berkuasa bukanlah semata-mata upaya yang dapat direbut setiap orang untuk mengangkat martabat dan harga dirinya. Tapi, ia juga menjadi virus yang merontokkan kemuliaannya bila tidak dapat dipergunakan dengan baik.

Rabu, 10 April 2013

Sejarah Berdirinya MTI



Pada tangga 5 Mei 1928 M Syekh Sulaiman ar-Rasuli berinisiatif untuk mengumpulkan para ulama Syafi’iyyah dan beri’tiqad Ahl al-Sunnah wa al-Jamā’ah Minangkabau, di Candung, sekaligus peresmian MTI Canduang dimana gedungnya dibangun bersama masyarakat di Pekan Kamis. Maka sejumlah tokoh dari kalangan ulama kaum tua pun turut hadir.
Pertemuan ini dihadiri oleh hampir seluruh ulama besar penganut mazhab Syafi'i di Minangkabau dan dipimpin langsung oleh Inyiak Canduang; di antara ulama-ulama itu adalah: Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Abdul Wahid Al-Shalihy, Tabek Gadang, Payakumbuh; Syekh Abbas, Ladang Lawas, Bukittinggi; Syekh Arifin al-Rasyad, Batu Hampar, Payakumbuh; Syekh Muhammad Salim, Bayur Maninjau; Syekh Khatib Ali, Padang; Syekh Muhammad Said, Bonjol Pasaman; Syekh Makhudum, Tanjung Bingkung Solok; Syekh Muhammad Yunus, Sasak Pasaman; Syekh Adam, Palembayan, Bukittinggi; Syekh Hasan Basri, Maninjau; Syekh Abdul Madjid, Koto Nan Gadang Payakumbuh; Muhammad Zein, Sinabur, Batu Sangkar; Syekh Jalaluddin, Sicincin; Syekh Tuanku Muda 'Alwi, dan Koto Nan Ampek Payakumbuh. Pertemuan ini juga turut dihadiri oleh beberapa orang wakil siswa dari tiga Madrasah Tarbiyah Islamiyah terbesar saat itu, yaitu MTI Candung, MTI Tabek Gadang Payakumbuh, dan MTI Jaho.

Info Pelantikan dan Milad PERTI ke-85

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Diberitahukan kepada seluruh Buya/Angku/Tuo/Ustadz, Umi/Ustadzah/Ibu dan saudara sekalian bahwa Insya Allah, Pelantikan Pengurus DPD PERTI Sumbar sekaligus Milad PERTI ke-85 akan dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2013 di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PPMTI) Batang Kabung-Kota Padang.

Mohon kehadirannya.

Agenda acara: menyusul.

Pengurus DPD PERTI SUMBAR

Susunan Pengurus DPD Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)
Propinsi Sumatera Barat Periode: 2013 s.d. 2018

Ketua Terpilih: Prof. Dr. Duski Samad, M.Ag Tuanku Mudo













NO
NAMA LENGKAP
JABATAN
NOMOR HP/TELP
E-mail


DEWAN PIMPINAN DAERAH ( DPD )




1

Prof. Dr. H. Duski Samad Tuanku Mudo M.Ag
Ketua

0813 63 271302
Duskisamad60
@gmail.com

2

Prof.Dr.H. Jufrizal Munir M.Pd
Wakil Ketua Bidang Pendidikan,surau dan Pesantren



3

Dr.H. Yasmadie M.Ag
Wakil Ketua Bidang Da’wah dan Ukhuwah
0813 74 512922


4

Drs. H. Syafwan HB MA
Wakil Ketua Bidang Tharikat dan amaliah keagamaan
0812 66 601012


5

Drs.H. Syamsul Bahri MM
Wakil Ketua Bidang Sosial dan ZISWAF
0812 66 26544


6

Drs. Suardi. Z Datuk Rajo Basa
Wakil Ketua Bidang Pelestarian ABS-SBK

0812 67 02029


7

Dr. Eni Kamal M.Si
Wakil Ketua Bidang Organisasi,keanggotaan dan kaderisasi

0813 63 389898


8

Muhammad Kosim S.Pd.I MA
Wakil Ketua Bidang SDM, tenaga kerja dan Kepemudaan
0813 63 152345
muhammad
kosim-la@yahoo.co.id

9

Dr. Mardenis Pakian SH
Wakil Ketua Bidang Hukum dan Advokasi
0813 63 184916


10

Drs. H. Basril Basyar MM
Wakil Ketua Bidang Komunikasi Media dan Humas
0816 32 51111


11

Irwan Fikri SH
Wakil Ketua Bidang Ekonomi Ummat dan aset



12

Dra. Yasnida Syamsuddin MM
Wakil Ketua Bidang Perempuan, keluarga dan MTI



13

Drs. H. Yetrizal Khatib
Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan hubungan antar lembaga

0812 65 12567


14

Drs. Iswandi Muchtar
Sekretaris

0812 66 006206


15

Dafril Tuanku Bandaro S.Pd.I
Wkl.Sekretaris 1

0853 55 436936


16

Mashendri Malin Sulaiman

Wkl.Sekretaris 2

0813 63 181828
Mashendri44
@yahoo.com

17

Nurmalis Syam S.Pd

Wkl.Sekretaris 3

0852 63 284913


18

M. Khalid S.H.I

Wkl.Sekretaris 4

0852 65 020855


19

Yuliarman AM

Wkl.Sekretaris 5

0813 63 527254


20

H. Maidestal Hari Mahesa S.Sos

Bendahara

0812 66 05934


21

Kartini Tume SE. MM

Wakil Bendahara

0852 90 085498