Sabtu, 20 April 2013

PERTI BANGKIT: BERSAMA MASA LALU


    Oleh: Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
         Ketua DPD PERTI Sumatera Barat 

Artinya:  Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr:10).

Persaudaraan (ukhuwah) antara kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah  yang dibangun Rasul Muhammad SAW sejak awal kedatangannnya adalah contoh persatuan dan persaudaraan hakiki yang dibawa Islam. Masyarakat Yastrib (kemudian diganti Nabi dengan Madinah Munawaarah) yang terkanl majemuk, sering konflik, banyak intrik dan sulit aman berubah menjadi masyarakat tertib dan berperadaban, atas usaha Nabi dan kehebatan ajaran Islam yang ditanamkannya. Ada tiga modal sosial yang berhasil dipupuk Nabi untuk perekat solidaritas sosial dan hubungan kemanusiaan sejati.

Masyarakat Berkesadaran.
Masyarakat Madinah diajarkan agar terus memupuk kesadaran siapa dirinya. Sadar bahwa ia manusia yang tidaklah sempurna. kesalahan dan dosa yang dilakukan harus segera dimintai ampunan. Kesalahan sekecil apapun mereka akan minta maaf. Kesombongan adalah penutup kebaikan. Keangkuhan adalah hama pembunuh kesadaran diri. Arogansi adalah bahaya laten yang merontokkan kebaikan. Kesadaran pribadi, dapat membentuk kesadaran keluarga dan akhirnya menjadi kesadaran bersama. Tanggung jawab terhadap kebaikan dan keamanan Kota Madinah dipikul bersama. Sadar diri adalah modal untuk terbangunnya tanggung jawab mendalam. Sadar juga akan menjadikan orang mudah menghisab dirinya yang akhirnya akan menumbuhkan kreatifitas dan amal saleh yang tiada hentinya. Hisablah (hitung dan kalkulasikan sendiri dirimu) sebelum di hisab yang Maha Kuasa) begitu nasehat Ali bin Abi Thalib.   
Menghargai Pejuang Masa Lalu.
Keutamaan yang ditunjukkan orang muslim pertama di Madinah adalah menghargai dan mendoakan saudara-saudara seiman yang mendahuluinya. Saudara seiman jauh lebih dekat hubungannya karena tali iman sangat kokoh. Hasil karya pejuang harus dihargai, karena ia telah memberikan yang terbaik dalam hidup umat yang lebih abadi. Pejuang adalah asbab bagi keberhasilan hari ini. Kemajuan satu bangsa adalah hasil kerja keras masa lalu dan masa kini. Tidak akan ada masa depan tanpa ada hari ini dan masa lalu. Berdoa untuk orang tua, karib kerabat dan saudara-saudara yang telah wafat adalah pekerjaan terpuji yang dilakukan kaum Madinah dulu. Tidaklah namannya orang-orang baik, kalau tidak mau berdoa untuk generasi sebelumnya. Bahkan khotbah tidak sah kalau didalamnya tidak ada untuk kaum muslimin yang dulu.  
Memadamkan Api Dengki.
Kehebatan masyarakat Madinah lainnya adalah mereka berhasil memadamkan api dengki. Kedengkian antar elemen masyarakat Madinah sebelum datangnya Islam begitu membara, sehingga sering terjadi konflik dan pertentangan terbuka dan tersembunyi antara masyarakat. Rasul Muhammad SAW berhasil menanamkan ukhuwah Islamiyah, basyariyah (kemanusiaan), dan wathoniyah (tanah air), sehingga mereka bersatu dalam semangat kebersamaan yang kuat. Penegasan Nabi bahwa …. Tidak ada perbedaan antara Arab non Arab, antara kulit putih dan hitam, antara laki-laki dan perempuan kecuali takwa.. (hadis) telah menjadi modal iman bagi segenap masyarakat. Semoga kita semua maju bersama sunnah. Ds.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar