Sabtu, 20 April 2013

PERTI BANGKIT: DINAMIS DALAM PERUBAHAN

Prof. Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
Ketua DPD PERTI Sumatera Barat


A.      Pendahuluan
Pasca Musda XV PERTI Sumatra Barat 1 dan 2 Februari 2013 ketua terpilih bersama anggota Formatur telah menyelesaikan tugas menyusun kepengurusan PERTI untuk masa bakhti 2013–2018, yang tentunya dalam waktu dekat akan dikeluarkan SK pengangkatannya dan segera pula dilakukan pelantikkannya. Menjelang itu pada rapat formatur disepakati perlu ada konsolidasi dan silaturahim yang lebih intensif guna penyamaan visi,persepsi dan gerak organisasi agar lebih kuat dan cepat dalam mengikuti perubahan. Pertemuan silaturahim antara DPP, DPD dan DPC serta tokoh-tokoh ini adalah bahagian penting dari konsolidasi itu. Kehadiran PERTI dalam wajah dan potret diri yang lebih jernih dan mendekati karakter aslinya menjadi tumpuan harapan dari kader-kader muda PERTI guna untuk menjadikan PERTI sebagai wadah perjuangan pembinaan pendidikan, dakwah dan sosial.  

B.       Konsolidasi Ideologi
Tajdidun niat (memperbaharui niat) adalah satu di antara semangat yang hendaknya disamakan disemua komponen organisasi ini. Menegaskan niat, motivasi, visi, dan orentasi bahwa berorganisasi di PERTI untuk ibadah adalah konsep kunci untuk lurusnya mujahadah. Adalah satu hal yang keliru dan mendustai perjuangan masyaikh pendiri PERTI bila di PERTI orang ingin dan berupaya memperoleh sesuatu yang bersifat materi dan kesempatan tertentu lewat PERTI. Kesempatan menjadikan PERTI sebagai wadah perjuangan ibadah menegakkan Islam yang bercorak Ahlussunah waljamaah as Syafi’iyah akan menjadi berbuah bila ideology dan atau paham keagamaan menjadi landasan kokoh para kader organisasi ini.
Tekonsolidasinya paham keagamaan dan visi organisasi adalah ruh perjuangan yang akan membangun kokoh gerak dan kegiatan di masa datang. Pengalaman selama kurun waktu belakangan ini patut dijadikan renungan bahwa salah satu factor pucat dan lesunya wajah PERTI karena kurang darah. Darah PERTI tersedot atau disedot oleh kepentingan tertentu atau dapat juga dikatakan karena lemahnya konsolidasi ideology. Secara tegas dapat dikatakan bahwa semua jamaah PERTI mestinya harus bangun dari tidur panjang dan belajar pada sejarah untuk memastikan kembali akar, asal dan sendi-sendi utama niat pendirian PERTI oleh para ulama pejuang umat. Eksponen PERTI dihimbau untuk melek sejarah untuk dijadikan bahan ajar memperbaiki cita, citra dan muruah organisasi di masa datang. Siapapun yang terlibat atau melibatkan diri dengan PERTI hendaknya mengali dan mengerti setiap episiode sejarah PERTI untuk dihargai sebagai bentuk kiprah pendahulu dalam mengisi ruang hidup. Tidak elok jika masa lalu disesali, akan tetapi yang harus dilakukan adalah merenda masa depan dalam dinamika zaman, tanpa harus kehilangan ruh perjuangan.     
C.       Penguatan Jami’yah
Hal penting yang harus segara dilakukan adalah membenuhi semua sistim mesin organisasi agar bisa berfungsi. Kelembagaan PERTI saat sudah ada, hanya saja perlu penguatan dengan revitalisasi organ dan memenuhi kehendak AD dan ART PERTI. Perwujudan organisasi PERTI yang belum cukup mengemuka seperti pengurus yang belum lengkap sampai PAC, kantor, plang dan kegiatan PERTI yang belum dikenal umat, hendaknya segera dihidupkan. Pemahaman masyarakat tentang PERTI juga agenda penting yang tak boleh diabaikan. Pengurus dan jamaah PERTI harus dapat menghargai PERTI sebagai asset umat yang hadir dalam dinamika sejarah bangsa dan umat di Indonesia. Lebih khusus lagi tentu bagi PERTI di Sumatra Barat, ranah kelahiran ormas ini.
Jalan satu-satunya untuk dinamisasi organisasi adalah segera dilakukan musyawarah cabang pada Kabupaten Kota dan pada akhirnya dibentuk pula pengurus anak cabang di Kecamatan dan Pondok Pesanteren dan halakah ilmu PERTI.  
D.      Pembinaan Kader dan Jamaah.
Kader PERTI yang disemai di Madrasah Tarbiyah Islamiyah berikut alumninya yang tersebar di Perguruan Tinggi belum mampu terdata dan terbina. Kader potensial PERTI masih berserakan di berbagai tempat yang seharusnya dapat diberdayakan bagi penguatan umat dan PERTI diberbagai komunitas. Pelatihan dan pemberdayaan kader PERTI  adalah agenda mendesak yang tak boleh ditunda lagi, jika organisasi ini tetap survive. Membina jamaah pada dasarnya tetap dilakukan ulama PERTI, masalahnya sampai saat ini belum lagi terkordinasi dengan baik. Kegiatan suluk di surau, pengajian tarekat, kelompok dzikir, wirid-wirid keagamaan di komunitas PERTI hendaknya dibina oleh pengurus PERTI secara berjenjang.  Semoga pimpinan dan jamaah PERTI terus mengambil inisiatif untuk maju dan berubah menuju keadaan yang lebih baik, bagi kemaslahatan umat. Ds.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar