Ketua DPD PERTI Sumatera Barat
Sambutan Ketua DPD PERTI Sumatra Barat pada Muscab PERTI Kab.Padang Pariaman, Kamis, 4 April 2013. Di Pesantren Sikucur Kampung Dalam Pariaman.
Kehadiran
organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang bermula dari perkumpulan
ulama pendiri dan pengasuh Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) pada tanggal 5 Mei
1928 lalu di MTI Candung Bukittinggi dimaksudkan sebagai wadah untuk berjuang
mempercepat kemajuan pendidikan, dakwah dan sosial. Lebih dari itu PERTI yang
dilahirkan para ulama penganut mazhab ahlussunah waljamaah dan syafi’iyah
adalah juga menjadi sarana perjuangan menegakkan dan mengembangkan Islam yang damai,
tasamuh dan rahmatan lil alamin.
Kini, setelah
memasuki usia panjang 85 tahun tentu patut disyukuri PERTI masih hidup dihati
umat dengan segala dinamikanya. Usia tua dan matang seharusnya semangkin banyak
memberi manfaat dan bertambah tangguh dalam berjuang membangun umat. Untuk
memperkokoh keberlansung PERTI di masa depan patut diingatkan kepada semua umat
dan pengerak PERTI untuk mengawal paham, ide, misi, visi dan arah perjuangan
PERTI. Untuk itu setidaknya ada tiga agenda besar yang harus dilakukan untuk
revitalisasi dan reorentasi PERTI menuju kemajuan kini dan kedepan.
Pertama:
Membenahi Sistim Organisasi dan Ruhanisasi.
Kekurangjelasan
sistim organisasi PERTI dalam artian belum terbangunnya sistim organisasi yang
modern disetiap lini dan struktur PERTI adalah penyebab sulitnya PERTI besar
dan menampakkan kiprahnya. Ingat, pesan Ali Ibn Abi Thalib, kebenaran yang tidak tersistim akan
dikalahkan oleh kebatilan yang tersistim. Keikhlasan dan kesungguhan
pengurus dalam segala jenjang untuk membenahi dan mematuhi aturan organisasi,
mekanisme peralihan kepemimpinan dan tokoh-tokoh yang akan menjalankan roda
organisasi adalah cara bijak dan tepat yang tak dapat ditunda lagi.
Dalam hal
ruhanisasi (paham, ideology, cita-cita, visi, misi dan orentasi gerakan) PERTI
harus dikembangkan dalam sistim yang jelas, terukur dan dapat diterima
masyarakat modern. Pondok Pesantren MTI, Sekolah PERTI, Surau, Halakah Suluk,
Majlis Taklim dan jamaah PERTI mesti diberikan pemahaman yang utuh dan memadai
tentang paham ahlusunnah waljamaah, As-Syafi’yah. Buku ketarbiyahan, bulletin
Masjid Menara, dan dakwah harus
digiatkan untuk membangunkan kembali kepercayaan diri dan paham jamaah PERTI
dalam berbagai tingkatan dan lembaga keumatan.
Kedua : Meningkatkan Jaringan Komunikasi dan
Silaturahmi.
Kemajuan PERTI di
era digital sangat ditentukan kemampuan pengurus dan jamaahnya untuk membangun
jaringan dan silaturahim antar, sesama, pihak lain dan lembaga. Keampuhan
jaringan komunikasi modern dipastikan akan meneguhkan silaturahim. Silaturahim
yang baik dan kokoh akan membawa keutungan besar bagi semua pihak.
Ketiga : Memanfaatkan Asset dan Potensi.
Asset dan potensi
organisasi dan jamaah PERTI yang belum teroganisir dan terjamin secara hukum
patut diperhatikan. Potensi ulama, cendikiawan, santri dan tokoh umat yang ada
di lembaga PERTI adalah modal sosial yang dapat memberikan sumbangan besar bagi
kemajuan umat dan bangsa.
Akhirnya,
melalui MUSCAB ini kami mengharapkan adanya jiwa kebangkitan dan pembaharuan
bagi semua warga PERTI, demi kemajuan di masa datang. Selamat bermusyawarah
semoga, melahirkan keputusan yang bermanfaat dan pemimpin yang baik. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar