Oleh: Prof.
Dr. H. DUSKI SAMAD, M. Ag Tuanku Mudo
Ketua DPD PERTI Sumatera Barat
Artinya: Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:
"Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah
beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr:10).
Persaudaraan
(ukhuwah) antara kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah yang dibangun Rasul Muhammad SAW sejak awal
kedatangannnya adalah contoh persatuan dan persaudaraan hakiki yang dibawa
Islam. Masyarakat Yastrib (kemudian diganti Nabi dengan Madinah Munawaarah)
yang terkanl majemuk, sering konflik, banyak intrik dan sulit aman berubah
menjadi masyarakat tertib dan berperadaban, atas usaha Nabi dan kehebatan
ajaran Islam yang ditanamkannya. Ada tiga modal sosial yang berhasil dipupuk
Nabi untuk perekat solidaritas sosial dan hubungan kemanusiaan sejati.
Masyarakat Berkesadaran.
Masyarakat
Madinah diajarkan agar terus memupuk kesadaran siapa dirinya. Sadar bahwa ia
manusia yang tidaklah sempurna. kesalahan dan dosa yang dilakukan harus segera
dimintai ampunan. Kesalahan sekecil apapun mereka akan minta maaf. Kesombongan
adalah penutup kebaikan. Keangkuhan adalah hama pembunuh kesadaran diri. Arogansi
adalah bahaya laten yang merontokkan kebaikan. Kesadaran pribadi, dapat
membentuk kesadaran keluarga dan akhirnya menjadi kesadaran bersama. Tanggung
jawab terhadap kebaikan dan keamanan Kota Madinah dipikul bersama. Sadar diri
adalah modal untuk terbangunnya tanggung jawab mendalam. Sadar juga akan
menjadikan orang mudah menghisab dirinya yang akhirnya akan menumbuhkan
kreatifitas dan amal saleh yang tiada hentinya. Hisablah (hitung dan
kalkulasikan sendiri dirimu) sebelum di hisab yang Maha Kuasa) begitu nasehat
Ali bin Abi Thalib.
Menghargai Pejuang Masa Lalu.
Keutamaan
yang ditunjukkan orang muslim pertama di Madinah adalah menghargai dan
mendoakan saudara-saudara seiman yang mendahuluinya. Saudara seiman jauh lebih
dekat hubungannya karena tali iman sangat kokoh. Hasil karya pejuang harus
dihargai, karena ia telah memberikan yang terbaik dalam hidup umat yang lebih
abadi. Pejuang adalah asbab bagi keberhasilan hari ini. Kemajuan satu bangsa
adalah hasil kerja keras masa lalu dan masa kini. Tidak akan ada masa depan
tanpa ada hari ini dan masa lalu. Berdoa untuk orang tua, karib kerabat dan
saudara-saudara yang telah wafat adalah pekerjaan terpuji yang dilakukan kaum
Madinah dulu. Tidaklah namannya orang-orang baik, kalau tidak mau berdoa untuk
generasi sebelumnya. Bahkan khotbah tidak sah kalau didalamnya tidak ada untuk
kaum muslimin yang dulu.
Memadamkan Api Dengki.
Kehebatan
masyarakat Madinah lainnya adalah mereka berhasil memadamkan api dengki.
Kedengkian antar elemen masyarakat Madinah sebelum datangnya Islam begitu
membara, sehingga sering terjadi konflik dan pertentangan terbuka dan
tersembunyi antara masyarakat. Rasul Muhammad SAW berhasil menanamkan ukhuwah
Islamiyah, basyariyah (kemanusiaan), dan wathoniyah (tanah air), sehingga
mereka bersatu dalam semangat kebersamaan yang kuat. Penegasan Nabi bahwa …. Tidak ada perbedaan antara Arab non Arab,
antara kulit putih dan hitam, antara laki-laki dan perempuan kecuali takwa..
(hadis) telah menjadi modal iman bagi segenap masyarakat. Semoga kita semua
maju bersama sunnah. Ds.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar